Motif Hias di Indonesia sangat beragam, macam-macam motif hias ini
sering kita temukan pada karya seni kriya yang di ciptakan di wilayah
nusantara, baik penggunaan motif hias yang sudah terpengaruh dengan gaya
modern, ataupun seni kriya
yang masih mempertahankan gaya motif hias lama atau klasik. Namun motif
yang kami bagikan kali ini adalah motif klasik tradisional yang
berkembang pada zaman islam di Jawa yang telah yang mencapai puncak
kejayaan pada zaman kerajaan-kerajaan besar di Jawa dan sekitarnya.
1. Motif Ragam Hias Padjajaran
Pokok dan Dasar Motif Padjajaran:
Bagian Pokok: Cembung,semua daun atau bunga besar maupun kecil, dibuat cembung (bulat).Angkup: Mempunyai beberapa angkup antara lain angkup besar, angkup tanggung, angkup kecil.
Culo: Ialah unsure yang penting untuk mengetahui bahwa itulah
motif Padjajaran. Lain dari pada itu tanda culo, berbentuk cembung.
Motif Padjajaran besar maupun tanggung dan kecil ada culonya.
Endong: Ialah sehelai daun yang selalu digendong oleh daundaun
pokok (daun yang besar) atau suatu trubusan yang selalu tumbuh di
belakang daun pokok.Simbar: Ialah sehelai daun tambahan yang tumbuhnya pada daun besar atau daun pokok yang berdampingan dengan tangkai angkup.
Benangan: Yaitu gagang yang terletak di bagian muka ulir atau daun melingkar menuju ulir atau hiasan yang berwujud seperti benang di bagian sehelai daun. Bentuk ini menambah manis dan cantiknya motif tersebut.
Pecahan: Ialah garis penghias daun; bentuk pecahan ini diselaraskan dengan motif tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar